Thursday, September 26, 2013

[indonesia_damai] Fw: Intel mendukung pejabatan Foke sebagai Dubes RI di Jerman

 

Sehubungan dg masalah pengangkatan Foke sbg Dubes RI di Jerman,

di media "Kompasiana" ada artikel yg melakukan propaganda hitam -

menyerang organisasi Watch Indonesia! secara ngawur tak berdasar.

 

Artikel yg saya forward ini adalah klarifikasi dari Alex Flor -presiden Watch Indonesia!

menanggapi artikel yg ditulis oleh orang dg nama samaran "Ratu Adil" itu.

 

Semoga bermanfaat,

Arif Harsana

 

---------------------

 

Kutipan:

................................

"Watch Indonesia! tidak berjuang untuk kemerdekaan Papua, melainkan penyelesaian konflik
secara damai. Kami yakin sebelum memperoleh solusi, kita perlu mempunyai analisa persoalan
yang tepat. Apakah kita akan percaya dengan resep pengobatan seperti dokter langsung
memberi obat tanpa diagnose terlebih dulu? Pasti tidak. Apakah persoalan Papua selesai
dengan resep pemerintah dan TNI tanpa diagnose dulu? Tentu juga tidak. Yang kami sedang
perjuangkan adalah sebuah dialog antara pemerintah RI dan perwakilan yang dipercaya oleh
rakyat Papua (asli).

Foke tidak cocok. Sudah gak bisa berdialog dengan rakyat Jakarta, gimana mungkin dia bisa
mengajukan dialog pemerintah dengan Papua? Figur-Figur ORBA seperti Foke dan »Ratu Adil«
akan menambah frustrasi di Papua. Bukan Watch Indonesia!, tetapi Foke dan »Ratu Adil«
paling bertanggung jawab kalau terjadi pemberontakan di dua propinsi Papua itu!

Akhirnya mengenai »infiltrasi« PPI: Anda sendiri mengambarkan Watch Indonesia! sebagai
suatu lembaga cendekiawan Jerman dan Indonesia. Terimakasih atas penilaian ini. Sebenarnya
organisasi ini terbuka untuk semua orang yang peduli tentang Indonesia dan Timor Leste.
Kecendekiawanan bukan syarat untuk menjadi anggota atau mitra Watch Indonesia!.
Mahasiswa/i Indonesia atau PPI bukan target group yang khusus, sesuai dengan segala taktik
dan strategi perjuangan seperti yang Anda tuliskan. Realitasnya sederhana saja: kebanyakan
masyarakat Indonesia yang tinggal di Berlin dan bersemangat demi tanah airnya adalah
mahasiswa/i. Gitu saja. Ga usah mikir jauh-jauh ke teori-teori yang sama sekali tidak tepat".

................................

 

 

Von: "Watch Indonesia!" <watchindonesia@watchindonesia.org>

An: "Watch Indonesia!" <watchindonesia@watchindonesia.org>

Betreff: Intel mendukung pejabatan Foke sebagai Dubes RI di Jerman

Datum: Thu, 26 Sep 2013 02:23:50 +0200

 

 

Kompasiana, 26 September 2013

 

 

http://politik.kompasiana.com/2013/09/26/intel-mendukung-pejabatan-foke-sebagai-dubes-ri-di-jerman-595123.html

 

Intel mendukung pejabatan Foke sebagai Dubes RI di Jerman

 

(kenapa saya tidak bisa registrasi di Kompasiana dengen alamat e-mail yang benar:

flor@watchindonesia.org? Kalau saya meggunakan domain yang lain seperti yahoo atau gmail

bisa. Honi soit qui mal y ponse! (bhs. Prancis: dia maling, kalau dia mempunyai dugaan

tertentu).

 

 

Kadang-kadang orang bertanya, kenapa saya kurang akrab, bahkan kurang suka dengan social

media spt facebook, twitter atau forum-forum diskusi seperti Kompasiana. Alasanya gampang:

di media-media itu setiap orang bisa saja menulis dan menyebarkan gosip. Tidak ada redaksi

yang membahas validitas dan akurasi informasi. Bahkan di Kompasiana, salah seorang yang

mengakui dirinya »mata-mata politik dan bisnis yang berpengalaman 10 tahun« bisa saja

memanaskan para pembaca dengan meminjam pseudonim (nama fantasi) »Ratu Adil«.

<http://politik.kompasiana.com/2013/09/24/mampukah-fauzi-bowo-redam-isu-kemerdekaan-papua-di-jerman-595496.html>

 

Perlukah kami menjawab atas tulisan fantasi itu? Ataukah semua pembaca sudah cukup sadar

atas kwalitas dan substansi propaganda hitam itu. Sayangnya, saya kira, saya perlu

memberikan jawaban.

 

Kita mulai dengan berbagai klarifikasi:

 

1. Sdr. Budiman Sujatmiko tidak pernah menjadi anggota Watch Indonesia!, sehingga pula dia

tidak keluar dari organisasi kami. Budiman Sujatmiko tidak pernah tinggal di Jerman.

2. Watch Indonesia! tidak pernah berjuang untuk kemerdekaan Papua/Papua Barat, dan kami

tidak pernah berjuang untuk kemerdekaan Aceh atau salah satu propinsi atau daerah lain,

kecuali gerakan orang miskin yang bernama Ciliwung Merdeka!

3. Menurut hukum internasional Timor Timur belum pernah menjadi bagian resmi dari NKRI,

sehingga pembelaan hak-hak masyarakat Timor Leste dan kedaulatan rakyat di sana bukan

bersifat dukungan terhadap separatisme.

 

Agak lucu kalau »Ratu Adil« mengaitkan kegiatan Watch Indonesia! yang berdomisili di

Jerman dengan kepentingan perusahaan2 tambang internasional. Bukankah industri itu

kebanyakan berasal dari Amerika, Inggris, Belanda, Australi, dan RRT? Kenapa mereka akan

main kartu Jerman demi kepentingan bisnis mereka? Ga masuk akal.

 

Coba kita lihat Freeport di Papua yang disebutkan »Ratu Adil« sebagai contoh: Kalau tidak

salah, dari saham PT Freeport Indonesia 10% dipegang oleh negara Indonesia, sedangkan 90%

dimiliki oleh perusahaan induk Freeport-McMoRan Copper & Gold di Amerika Serikat. Mau apa

lagi? Apakah sebuah negara Papua akan memberi bagian yang lebih besar lagi kepada

perusahaan induk? Tidak mungkin! Terus, dimanakah kepentingan Freeport untuk mendukung

separatisme di Papua?

 

Benar perusahaan migas lagi pengin mengeksploitasi di selat Timor. Tapi ada hubungan apa

dengan status politik Timor Leste? Sebelum Timor Timur merdeka ada sebuah kesepakatan

antara Indonesia dan Australi tentang perbatasan laut yang lebih menguntungkan para

pembisnis Australi daripada kesepakatan baru dengan pemerintah Timor Leste. Dan bukankah

BP (Inggris/Belanda) lagi membangun industri migas di Bintuni, Papua Barat? Apa bedanya?

Elite Jakarta yang mengeksplotasi kayu cendana dan marmer dapat keuntungan besar selama

Timor Timur dikuasai NKRI.

 

Ternyata banyak orang di Indonesia tetap bisa dipancing dengan slogan2 Nekolim dan

dongengan yang berbunyi »Indonesia kaya raya atas sumber daya alam«. Seolah-olah bumi

tidak berputar terus semenjak zaman kolonial. Seolah-olah sumber daya alam seperti minyak

dan kayu masih ada seperti dulu. Welcome to the 21st century, Pak »Ratu Adil«! Coba buka

mata Anda atau seperti kata Foke, »Anda matanya kemana?«: saat ini Indonesia sudah harus

mengimpor minyak, dan hutan tropis terancam punah dalam waktu dekat. Jelas kepentingan

bisnis dan politik asing tetap ada. Tetapi kepentingan itu sudah berubah. Pada pertengahan

abad yl mungkin benar kalau berbagai negara maju tidak suka dengan negara Indonesia yang

kuat. Tetapi harapan mereka pada saat ini adalah sebuah Republik Indonesia yang kuat dan

stabil. Yang paling menarik sekarang adalah pasar konsumen serta peranan Indonesia sebagai

penjamin stabilitas di Asia dan di antara negara-negara bermayoritas Muslim. Janganlah

membodohin rakyat sendiri, Pak/Ibu Intel!

 

Sudah jelas kalau orang yang ketinggalan zaman mendukung Foke sebagai Dubes RI di Jerman.

Demi fens-fens Orde Baru Fauzi Bowo memang paling cocok, karena Fauzi Bowo sudah

ketinggalan zaman pula. Foke itu akrab dengan Jerman Barat pada tahun 70an. Banyak warga

Jerman belum lahir, Jerman Timur masih terpisah, dan banyak pendatang belum memegang

paspor Jerman pada saat itu. 40 tahun kemudian masyarakat Jerman sudah berubah, ekonomi

dan politik sudah berubah, dan bahkan budaya – termasuk bahasa Jerman – sudah berubah.

Kanselir Jerman adalah perempuan, Menteri Luar Negeri gay, Wakil Kanselir pendatang,

Menteri Keuangan cacat, Walikota Berlin gay pula, bekas wakilnya mantan Komunis. Presiden

Jerman adalah mantan pendeta yang belum cerai sama istrinya tetapi secara resmi »kumpul

kebo« sama pacarnya di Istana Presiden Jerman. Inilah yang dianggap sebuah pemerintah yang

konservatif di Jerman. Apakah Anda betul-betul yakin Foke cocok di lingkungan seperti itu?

Negara Jerman bukan lagi negara Jerman yang Foke kenal, di mana pada saat itu hubungan

homosexual masih menjadi pelanggaran hukum pidana. Kami yakin banyak diplomat profesional

yang lebih muda akan lebih cepat beradaptasi, sehingga mereka jauh lebih cocok untuk

jabatan Dubes RI di Jerman daripada fosil Orde Baru itu.

 

Dan bagaimana Foke mau meredamkan kegiatan Watch Indonesia! mengenai hak azasi dan

lingkungan hidup di Papua? Emang, dia tahu apa tentang Papua? Jakarta saja dia gak tahu,

apalagi Papua! Kalau Indonesia mau bicara soal Papua, kenapa bukan orang Papua dijabatkan

sebagai Dubes? O, gak ada yang memenuhi syarat. Kok bisa? Sudah 50 tahun Papua menjadi

bagian dari RI, tapi sampai kini SDM-nya kurang mencukupi??

 

Ataukah yang dimaksud dengan meredamkan gerakan Papua itu adalah ancaman terhadap Watch

Indonesia! dan para anggota serta para stafnya? Bagaimana caranya? Apakah Foke akan

membawa FBRnya ke Berlin pula? Di negeri ini gak bisa begitu. Foke sendiri akan menikmati

imunitas diplomat. Tapi preman-premannya akan dihukum seperti kriminal-kriminal umum lainnya.

 

Watch Indonesia! serta masyarakat Jerman dan Indonesia mengharapkan jabatan Dubes di

Jerman, satu jabatan yang penting, akan diberikan kepada orang yang pintar dan

profesional. 10 tahun yang lalu kami pernah bekerjasama dengan Dubes RI, Pak Rahardjo

Jamtomo. Kami bersama-sama menyelenggarakan konperensi tentang Otsus di Papua, karena saat

itu kami sepakat atas kesempatan sebuah otonomi khusus demi penyelesaian konflik.

 

Jika Pak Rahardjo Jamtomo saat ini masih menjabat Dubes RI di Jerman, mungkin kami masih

sependapat dalam menilai Otsus itu. Yaitu: Otsus sudah gagal dan konflik di Papua semakin

memanas.

 

Watch Indonesia! tidak berjuang untuk kemerdekaan Papua, melainkan penyelesaian konflik

secara damai. Kami yakin sebelum memperoleh solusi, kita perlu mempunyai analisa persoalan

yang tepat. Apakah kita akan percaya dengan resep pengobatan seperti dokter langsung

memberi obat tanpa diagnose terlebih dulu? Pasti tidak. Apakah persoalan Papua selesai

dengan resep pemerintah dan TNI tanpa diagnose dulu? Tentu juga tidak. Yang kami sedang

perjuangkan adalah sebuah dialog antara pemerintah RI dan perwakilan yang dipercaya oleh

rakyat Papua (asli).

 

Foke tidak cocok. Sudah gak bisa berdialog dengan rakyat Jakarta, gimana mungkin dia bisa

mengajukan dialog pemerintah dengan Papua? Figur-Figur ORBA seperti Foke dan »Ratu Adil«

akan menambah frustrasi di Papua. Bukan Watch Indonesia!, tetapi Foke dan »Ratu Adil«

paling bertanggung jawab kalau terjadi pemberontakan di dua propinsi Papua itu!

 

Akhirnya mengenai »infiltrasi« PPI: Anda sendiri mengambarkan Watch Indonesia! sebagai

suatu lembaga cendekiawan Jerman dan Indonesia. Terimakasih atas penilaian ini. Sebenarnya

organisasi ini terbuka untuk semua orang yang peduli tentang Indonesia dan Timor Leste.

Kecendekiawanan bukan syarat untuk menjadi anggota atau mitra Watch Indonesia!.

Mahasiswa/i Indonesia atau PPI bukan target group yang khusus, sesuai dengan segala taktik

dan strategi perjuangan seperti yang Anda tuliskan. Realitasnya sederhana saja: kebanyakan

masyarakat Indonesia yang tinggal di Berlin dan bersemangat demi tanah airnya adalah

mahasiswa/i. Gitu saja. Ga usah mikir jauh-jauh ke teori-teori yang sama sekali tidak tepat.

 

Salam,

 

Alex Flor

(direktur Watch Indonesia! yang berani memakai nama sebenarnya.

Kalau mau mencekal saya, silahkan)

 

 

 

--

 

***********************************************************************

Watch Indonesia! e.V.

Für Demokratie, Menschenrechte und Umwelt in Indonesien und Osttimor

Urbanstr. 114 Tel./Fax +49-30-698 179 38

10967 Berlin e-mail: watchindonesia@watchindonesia.org

www.watchindonesia.org

 

Konto: 2127 101 Postbank Berlin (BLZ 100 100 10)

IBAN: DE96 1001 0010 0002 1271 01, BIC/SWIFT: PBNKDEFF

 

Bitte unterstützen Sie unsere Arbeit durch eine Spende.

Watch Indonesia! e.V. ist als gemeinnützig und besonders

förderungswürdig anerkannt.

***********************************************************************

 

 

 

__._,_.___
Reply via web post Reply to sender Reply to group Start a New Topic Messages in this topic (1)
Recent Activity:

------------------ Forum Indonesia Damai (FID) ------------------
Arsip Milis FID http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/messages
Bergabung ke Milis FID:  indonesia_damai-subscribe@yahoogroups.com
Keluar dari Milis FID:  indonesia_damai-unsubscribe@yahoogroups.com
---------------- indonesia_damai@yahoogroups.com ----------------
.

__,_._,___