http://m.merdeka.com/peristiwa/perhimpunan-pelajar-indonesia-di-jerman-tolak-foke-jadi-dubes.html
Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman tolak Foke jadi dubes
Reporter : Anwar KhumainiPerhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Jerman menyuarakan penolakan terhadap usulan pemerintah mengangkat Fauzi Bowo sebagai duta besar RI untuk Jerman. Menurut pihak PPI, Fauzi Bowo atau Foke tidak memenuhi kriteria sebagai dubes.
Dalam pernyataan yang ditandatangai Ketua PPI Hartono Sugih dan Sekjen Wonny NR Utami, Foke disebut sebagai salah satu tokoh nasional, Fauzi Bowo melakukan kampanye hitam dan kampanye terselubung terhadap salah satu pesaingnya dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2012 dengan menggunakan isu-isu SARA.
"Apa yang telah dilakukan Fauzi Bowo jelas bertentangan dengan asas Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika yang menjadi pedoman dasar bangsa Indonesia. Bagaimana mungkin seseorang yang pernah tidak menjunjung tinggi nilai keberagaman, dipilih dan dicalonkan sebagai Duta Besar RI dan menjadi representasi dari Negara Kesatuan Republik Indonesia di kancah internasional?" demikian pernyataan PPI yang diterima merdeka.com, Selasa (17/9).
Selain itu, Fauzi Bowo dinilai telah gagal mengemban tugas dan tanggung jawabnya sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012. Selain itu Fauzi Bowo juga dinilai gagal memberikan perlindungan dan rasa aman bagi warganya sendiri.
"Berdasarkan penilaian ini, bagaimana mungkin yang bersangkutan bisa memberikan perlindungan dan rasa aman terhadap WNI di negara lain apabila dia sendiri telah gagal memberikan hal itu di negaranya sendiri?" imbuh PPI.
PPI menambahkan, melalui program Jakarta-Berlin Sister City, Fauzi Bowo sebagai gubernur DKI Jakarta periode 2007-2012, memiliki kesempatan besar untuk menggunakan pengetahuannya mengenai Jerman untuk dapat memaksimalkan hubungan tersebut. Namun selama program ini berlangsung, PPI tidak melihat hasil signifikan yang dapat dimanfaatkan dari hubungan tersebut untuk kemajuan pembangunan di DKI Jakarta.
PPI menilai jabatan duta besar sebagai perwakilan resmi negara Indonesia memainkan peranan yang penting dan strategis untuk meningkatkan hubungan kerja sama kedua negara.
"Tugas yang penting dan strategis ini hendaknya diberikan kepada figur yang betul-betul kompeten dalam bidang diplomasi, serta memiliki dedikasi yang tinggi dalam melayani dan melindungi masyarakat," tulis pernyataan PPI.
PPI juga menyampaikan surat penolakan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Menlu Marty Natalegawa, dan Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq.
Von: "arif.harsana@t-online.de" <arif.harsana@t-online.de>
An: "temu_eropa" <temu_eropa@yahoogroups.com>
Cc: "GELORA45" <GELORA45@yahoogroups.com>, "sastra-pembebasan" <sastra-pembebasan@yahoogroups.com>, "JKI" <jaringan-kerja-indonesia@googlegroups.com>, "LISI" <lisi@yahoogroups.com>, "indonesia_damai" <indonesia_damai@yahoogroups.com>
Betreff: [temu_eropa] PPI Jerman: Foke Tak Memenuhi Kriteria Jadi Duta Besar
Datum: Tue, 17 Sep 2013 11:09:19 +0200
PPI Jerman: Foke Tak Memenuhi Kriteria Jadi Duta Besar
- Penulis :
- Sandro Gatra
- Selasa, 17 September 2013 | 13:20 WIB
Pandangan itu disampaikan melalui surat elektronik yang diterima, Selasa (17/9/2013). Surat tersebut ditandatangani Ketua PPI Jerman Hartono Sugih dan Sekretaris Jenderal Wonny N R Utami tertanggal 16 September 2013.
Dalam pandangannya, PPI Jerman menyinggung kampanye hitam berbau suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) ketika Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta pada 2012. PPI Jerman menganggap Foke terlibat dalam kampanye berbau SARA yang menyerang Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
"Apa yang dilakukan Fauzi Bowo jelas bertentangan dengan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Bagaimana mungkin seorang yang pernah tidak menjunjung tinggi nilai keragaman dipilih dan dicalonkan sebagai dubes RI dan menjadi representasi NKRI di kancah internasional?" tulis PPI Jerman.
Selain itu, PPI Jerman juga menyinggung program Jakarta-Berlin Sister City. Sebagai Gubernur periode 2007-2012, PPI Jerman menilai, Foke memiliki kesempatan besar untuk menggunakan pengetahuannya mengenai Jerman untuk meningkatkan pembangunan di Jakarta.
"Namun, selama program ini berlangsung, kami tidak melihat hasil signifikan yang dapat dimanfaatkan dari hubungan tersebut untuk kemajuan pembangunan di Jakarta," tulis PPI.
PPI juga mengingatkan, sebagai perwakilan resmi Indonesia, dubes memiliki peranan penting dan strategis untuk meningkatkan kerja sama dengan negara sahabat. Jadi, tugas dubes seharusnya diberikan kepada orang yang berkompeten dalam bidang diplomasi dan memiliki dedikasi tinggi dalam melayani dan melindungi WNI.
"Kami melihat posisi penting ini sering kali menjadi komoditas politik dari para pemangku kebijakan. Kami berpendapat bukan tugas Presiden untuk mencarikan pekerjaan bagi seseorang yang telah kehilangan kepercayaan di kota yang pernah dipimpinnya," tambah PPI Jerman.
Surat tersebut ditujukan kepada Presiden, Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Ketua DPR Marzuki Alie, dan Ketua Komisi I Mahfudz Siddiq.
***
Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (2) |
------------------ Forum Indonesia Damai (FID) ------------------
Arsip Milis FID http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/messages
Bergabung ke Milis FID: indonesia_damai-subscribe@yahoogroups.com
Keluar dari Milis FID: indonesia_damai-unsubscribe@yahoogroups.com
---------------- indonesia_damai@yahoogroups.com ----------------