PesatNews http://m.pesatnews.com/read/2013/08/24/33616/karsa-hanya-boneka-la-nyalla-mattalitti
  Pemilihan Gubernur jatim 2013
  
  Soekarwo-Syaifullah Yusuf, Hanyalah Boneka La Nyalla Mattalitti
  
  Dalam pemilihan gubernur Jatim (Jawa Timur) 2013, nama La Nyalla Mattalitti, 
  ketua Kadin (Kamar Dagang & Industri) Jatim yang tadinya hanya 
  samar2 dan dicoba untuk disembunyikan, sekarang  muncul juga dengan jelas, karena situasi yang tidak terhindarkan.
  
  Nama La Nyalla yang tadinya cukup tersembunyi pada proses pilgub Jatim ini, 
  mulai muncul kepermukaan, setelah Khofifah mendaftar sebagai calon 
  gubernur (cagub) ke KPU. Dimana dalam prosesnya kesulitan mencari partai pendukung, karena hampir semua partai politik telah mendukung pasangan 
  Soekarwo Syaifullah. 
  
  Saat Khofifah sudah mendapatkan partai pendukung untuk maju sebagai cagub, 
  organisasi  Pemuda Pancasila (PP) Jatim aktif melakukan demonstrasi 
  untuk menekan KPU agar tidak meloloskan Khofifah. Disinilah mulai muncul nama La Nyalla yang juga merupakan ketua Majelis Pertimbangan PP Jatim. Dari sinilah masyarakat sudah mulai membaca bahwa sebenarnya yang 
  menyetir Soekarwo-Syaifullah untuk melakukan langkah memborong dukungan 
  partai politik untuk mencegah agar kandidat lain tidak bisa mengikuti pilgub karena kekurangan dukungan dari partai, adalah sosok La Nyalla Mattalitti.
  
  Kenapa disebut menyetir atau mendikte? karena strategi seperti itu tentunya 
  menguras cukup banyak biaya, dan sebagaimana terungkap pada sidang DKPP 
  (Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu) dari sedikit partai non parlemen (partai yang tidak mendapat kursi DPRD Jatim) saja, biaya yang muncul 
  kepermukaan sangat besar. Apalagi biaya yang dikeluarkan untuk sedemikian banyak partai baik yang mempunyai kursi DPRD Jatim maupun partai non parlemen, tentunya biaya 
  yang dikeluarkan jauh lebih banyak. Jika bukan merupakan pihak yang 
  disetir atau didikte, tentunya pasangan Soekarwo-Syaifullah akan 
  berpikir ulang dalam melakukan strategi dalam menghadapi pilgub Jatim 
  2013, dimana strategi yang didiktekan oleh La Nyalla itu selain menguras banyak biaya, juga akhirnya malah membuat nama pasangan 
  Soekarwo-Syaifullah menjadi cukup terpuruk, karena dianggap melakukan 
  upaya pendholiman terhadap kandidat cagub yang lain.
  
  Pendholiman
   pada cagub lain, selain dilakukan pada pasangan Khofifah-herman, juga 
  dilakukan pada cagub pasangan Bambang-Said, dimana saat ini muncul 
  desakan pada aparat hukum agar memeriksa kasus dugaan korupsi yang 
  dilakukan oleh pasangan tersebut, sehingga akan muncul kesan jelek dan 
  merepotkan pasangan Bambang-Said, sebagaimana berita RadjaWarta.Com https://www.radjawarta.com/awal-september-bambang-dh-akan-diperiksa-polda-jatim  dimana begitu selesai penghelatan pilgub Jatim, Bambang DH akan diperiksa oleh kepolisian dalam hal ini Polda Jatim.
  
  Jika dirunut kebelakang, rupanya sudah sejak lama gubernur Soekarwo telah didikte oleh La Nyalla Mattalitti. 
  Dimana banyak kebijakan yang dibuat oleh gubernur Jatim cenderung tidak 
  berpihak pada masyarakat, akan tetapi lebih condong untuk kepentingan La Nyalla, meskipun itu menimbulkan ekonomi biaya tinggi dan merugikan 
  masyarakat.
  Sebagai salah satu contoh, adalah gubernur jatim membuat SK yang mewajibkan 
  seluruh pelaku usaha & organisasi asosiasi profesi di Jatim harus 
  mendaftar sebagai anggota Kadin Jatim. Jika tidak terdaftar sebagai 
  anggota Kadin Jatim, terancam tidak bisa melakukan usaha di Jatim. Dan 
  sebagai mana berita KabarBisnis.Com http://www.kabarbisnis.com/read/289331  untuk terdaftar sebagai anggota Kadin Jatim para pelaku usaha harus 
  mengeluarkan biaya pendaftaran dan iuran yang sangat banyak. Dan dalam 
  berita tersebut juga muncul desakan agar para Bupati/Walikota se Jatim 
  agar memperhatikan SK gubernur tadi. sehingga para pelaku usaha & 
  organisasi asosiasi profesi diseluruh kabupaten/kota se Jatim yang tidak menjadi anggota Kadin terancam tidak bisa melakukan 
  usaha.
  
  SK gubernur ini tentunya menambah mata rantai birokrasi 
  yang tidak perlu serta menimbulkan ekonomi biaya tinggi. Karena untuk 
  melakukan usaha, proses perijinan dll sebenarnya sudah ditangani oleh 
  departemen maupun dinas terkait di pusat, maupun daerah. Sehingga sangat
   aneh jika sebuah organisasi swasta diberi kewenangan untuk menentukan 
  apakah masyarakat boleh melakukan usaha atau tidak, dengan membayar 
  biaya tertentu pada organisasi swasta tersebut. Ini sama saja dengan 
  premanisme. Dimana masyarakat harus membayar sejumlah biaya pada preman 
  agar bisa hidup.
  
  Maka menjadi tidak heran jika kasus Nazarudin 
  dalam dugaan korupsi di perguruan tinggi negeri di Jatim yang nilainya 
  mencapai ratusan milyar, disebut dalam https://twitter.com/TrioMacan2000/status/362648415479402496/photo/1  dimana dalam data yang disertai foto tadi menyebut diduga bahwa La 
  Nyalla Mattaliti menerima bagian dari hasil korupsi sebesar Rp. 8,1 
  milyar.
  
  Selain sudah memberikan fasilitas kepada La Nyalla 
  Mattalitti agar bisa melakukan premanisme dan pemerasan pada masyarakat 
  Jatim, gubernur Soekarwo juga memberikan dana hibah dari APBD untuk 
  Kadin Jatim yang nilainya milyaran rupiah. Jadi sangat mengherankan, 
  jika untuk pengembangan Kadin Jatim sudah mendapatkan dana dari APBD, 
  lalu muncul SK gubernur agar seluruh pelaku usaha di Jatim harus 
  mendaftar sebagai anggota Kadin Jatim dengan biaya yang sangat tinggi, 
  dengan alasan biaya pendaftaran dan iuran tersebut digunakan untuk 
  pembinaan Kadin Jatim.
  
  Kenyataan bahwa pasangan 
  Soekarwo-Syaifullah Yusuf hanyalah merupakan boneka yang dikendalikan 
  oleh La Nyalla Mattalitti, semakin terkuak jelas dalam proses kampanye 
  pilgub Jatim, dimana spanduk dan banner kampanye dari pasangan cagub 
  Soekarwo-Syaifullah (Karsa) kebanyakan didalamnya termuat dan tertulis 
  "La Nyalla Institute" atau "Kadin Institute", bahkan banyak poster yang 
  secara terang2an menampilkan gambar Soekarwo-Syaiffullah dirangkul oleh 
  La Nyalla yang dalam poster2 tersebut tampak jelas menggambarkan bahwa 
  Soekarwo-Syaifullah hanyalah anak buah dari La Nyalla Mattalitti.
  
  Kesewenang2an
   La Nyalla Mattalitti yang mendapatkan berbagai fasilitas dari gubernur 
  Jatim ini selain bisa ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat di Jatim, 
   juga bisa ditemui dalam dunia sepak bola di Jatim, dimana beberapa klub
   sepakbola legendaris di Jatim, seperti persebaya-Surabaya, 
  arema-Malang, dll yang tidak boleh berkompetisi di PSSI alias klub sepak
   bola legendaris tersebut harus dimatikan, atau kalau mau bergabung 
  dengan PSSI harus mulai dari divisi paling bawah, disaring melalui 
  pertandingan antar desa, kecamatan, kabupaten dst. Sebagaimana berita http://www.sahabatbola.com/news/pssi-tutup-pintu-5-klub-ipl  dimana La Nyalla menyatakan, hari ini kami yang berkuasa, maka untuk 
  klub yang jadi anggota PSSI kami akan pilih orang2 kami. Sikap La Nyalla yang juga pengurus PSSI ini mencerminkan sikap bahwa kalau La Nyalla 
  berkuasa, urusan prestasi sepak bola Indonesia adalah nomor terakhir, 
  yang penting adalah kepentingan La Nyalla dan orang2nya. Apakah demikian juga nasib masyarakat di Jatim jika pasangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf 
  yang menang, maka La Nyalla yang berkuasa, dimana urusan masyarakat 
  adalah nomor terakhir, yang didahulukan adalah kepentingan La Nyalla dan anak buahnya sebagaimana saat Soekarwo-Syaifullah memimpin Jatim pada 
  periode sebelumnya?
  
  Ini semuanya hanyalah renungan & 
  himbauan, agar siapapun gubernur Jatim terpilih, hendaknya tidaklah 
  sampai disetir oleh preman, baik itu preman berangasan, preman 
  ber-seragam, preman ber-sorban dll. Hendaklah gubernur jatim terpilih mengutamakan kepentingan masyarakat.
  
  [Non-text portions of this message have been removed]
  
  
| Reply via web post | Reply to sender | Reply to group | Start a New Topic | Messages in this topic (1) | 
------------------ Forum Indonesia Damai (FID) ------------------
Arsip Milis FID http://groups.yahoo.com/group/indonesia_damai/messages
Bergabung ke Milis FID: indonesia_damai-subscribe@yahoogroups.com
Keluar dari Milis FID: indonesia_damai-unsubscribe@yahoogroups.com
---------------- indonesia_damai@yahoogroups.com ----------------
